Jumat, 13 Mei 2011

Pria Nigeria Punya Lebih dari Seratus Istri

Pria Nigeria ini bisa jadi
pengoleksi istri terbanyak saat ini. Awalnya,
ia menikahi istri pertamanya atas dasar cinta,
karena perempuan itu tulus dan
menyenangkan. Namun, toh ia belum puas
dan memutuskan mengambil istri kedua.
Alasannya, gadis itu penurut dan memenuhi
segala keinginannya.
Juga istri ketiganya, yang selalu mengatakan
'ya' untuk semua kemauannya. Sementara
istrinya yang keempat, sangat patuh. Alasan
yang yang sama juga berlaku untuk yang
kelima, keenam, ketujuh, ... hingga lebih dari
100.
Sejak akhir 1980-an, menikah seakan
menjadi 'pekerjaan utama' Bello Maasaba,
seorang tokoh spiritual sebuah negara bagian
di Nigeria. Setiap beberapa bulan sekali --
bahkan beberapa minggu -- ia menikahi
seorang perempuan.
Total, pria 87 tahun itu telah menikahi 107
wanita, bahkan dalam masyarakat yang
membolehkan poligami, ini sudah kelewatan.
Ia tetap nekat, meski pemerintah Nigeria tak
senang dengan tindakannya, demikian juga
dengan otoritas Islam setempat.
Sembilan dari istrinya meninggal dunia, 12
lainnya memilih bercerai. Kini, Bello Maasaba
hidup bersama dengan 86 istri, yang tertua
berusia 64 tahun, yang termuda bahkan baru
19 tahun. Dari para istrinya, ia mendapatkan
185 anak, 133 diantaranya masih hidup.
Anak bungsunya baru berusia sebulan.
Jika dikumpulkan, kerabatnya -- ipar, sepupu,
keponakan, jumlahnya sekitar 5.000 orang.
Luar biasa banyak.
Kehidupan Maasaba
Untuk mengetahui bagaimana bisa seorang
pria hidup dengan begitu banyak istri, kita
harus melintasi jalanan berdebu ke sebuah
kota di utara Nigeria, Bida. Deru motor-motor
buatan China melepaskan asap knalpot
hitam pekat yang menyesakkan dada. Para
perempuan berpakaian panjang duduk
berlindung di bawah payung di pasar, menjual
buah-buahan dan sayuran.
Di sisi kota, terdapat sebuah rumah besar
bertingkat empat, punya 89 kamar, dan
beranda luas yang disangga pilar berwarna
keemasan -- sebuah kemegahan yang mulai
memudar. Di sanalah keluarga besar Maasaba
tinggal.
Awalnya pasca lulus dari sekolah, ia
menjalani kehidupan biasa selama 21 tahun:
membuka bisnis pakaian, bekerja di pabrik
gula, dan hanya punya dua istri.
Hidupnya normal, sampai suatu ketika di
tahun 1970-an, ia mengaku dikunjungi
'Malaikat Jibril'. Pasca kejadian itu, Maasaba
jatuh sakit, tak bisa makan, tak bisa tidur,
obat yang diberikan dokter justru membuat
kondisinya makin buruk.
Ia lalu berhenti kerja dan mendedikasikan diri
sebagai ulama, membantu menyembuhkan
penyakit orang lain. Selain kekuatan
penyembuh, Maasaba mengklaim, malaikat
menyuruhnya terus mencari istri.
"Aku mendapatkan petunjuk dari Allah soal
perempuan yang akan kunikahi. Jika bukan
kehendak-Nya, tak mungkin aku melampaui
dua istri," kata dia,
Untuk memberi makan keluarganya, setiap
hari ia mengeluarkan sekarung beras, daging
dan sayuran dalam jumlah besar. Ia cukup
kaya dari uang pemberian orang-orang yang
meminta disembuhkan. Ia bahkan punya
banyak pengikut.
Apa alasan para wanita mau dimadu puluhan
wanita lainnya? Mantan istri Maasaba buka
suara. Kata Aishetu Ndayako (57), awalnya
ia tertarik karena mendengar kebaikan
Maasaba. Saat dinikahi di usia 40-an ia adalah
janda dengan beberapa orang anak.
"Tak ada masalah di antara para istri, damai.
Jujur kami tak pernah bertengkar, satu kali
pun," kata dia. "Dia mencintai saya, makanan di
sana juga enak. Ia menyembelih sapi
beberapa kali. Setiap istrinya diberi uang yang
cukup."
Namun Ndayako memilih bercerai atas
permintaan anak-anak dari suami terdahulu
yang memintanya pulang. Sejak saat itu, ia
tak pernah bertemu dengan Maasaba. "Saya
merindukannya," akunya.
Tiga tahun lalu, tingkah polah Maasaba
diperkarakan. Otoritas Islam memerintahkan
ia menceraikan 82 istrinya dan menjaga
empat lainnya -- sesuai dengan aturan Islam.
Namun, Maasaba menolaknya, ia
diperintahkan Pengadilan Syariah untuk
meninggalkan kota. Tak hanya itu, pada 15
September 2008, polisi menggerebek
rumahnya, dan menahannya.
Karena Jaminannya ditolak, ia sempat hidup
di balik sel selama 22 hari. Sementara para
istrinya -- 11 di antaranya sedang hamil --
terus berdemonstrasi menuntut
pembebasannya. Akhirnya Maasaba bebas
atas jasa sekelompok pengacara publik.
Bulan November, sidang digelar di Pengadilan
Tinggi di Kota Abuja. Para pengacaranya
memanggil semua istri dan orangtua masing-
masing untuk bersaksi bahwa tak ada
paksaan untuk menikahi Maasaba. Baru
sampai istri ke-57, hakim meminta berhenti,
pengadilan akhirnya memutuskan untuk
membebaskannya.
Dengan begitu banyak istri, bagaimana ia
memenuhi kebutuhan seksual mereka?
Maasaba hanya tersenyum. Ini pertanyaan
yang diajukan semua orang.
"Dalam kebijaksanaan-Nya, Tuhan telah
memberikan saya kekuatan dan kekuatan
untuk memberi mereka porsi seksual yang
mereka butuhkan," kata dia. "Jika saya tidak
memuaskan mereka, mereka pasti akan
pergi."


sumber : Sydney Morning Herald

0 komentar:

Posting Komentar